1. Pembagian Kalimat Berdasarkan Jenisnya
Dalam bahasa Arab, kalimat dibagi menjadi tiga jenis utama:
a. Jumlah Ismiyyah (جملة اسمية) – Kalimat Nominal
Kalimat yang diawali dengan kata benda (isim). Biasanya terdiri dari Mubtada' (subjek) dan Khabar (predikat).
Contoh:
- الطَّالِبُ مُجْتَهِدٌ (At-thalibu mujtahidun) → "Siswa itu rajin."
- البَيتُ كَبِيرٌ (Al-baytu kabirun) → "Rumah itu besar."
b. Jumlah Fi‘liyyah (جملة فعلية) – Kalimat Verbal
Kalimat yang diawali dengan kata kerja (fi‘l). Biasanya terdiri dari Fi‘il (kata kerja), Fa‘il (subjek), dan Maf‘ul bih (objek, jika ada).
Contoh:
- دَرَسَ الطَّالِبُ الدَّرْسَ (Darasa at-thalibu ad-darsa) → "Siswa itu belajar pelajaran."
- كَتَبَ المُعَلِّمُ رِسَالَةً (Kataba al-mu‘allimu risalatan) → "Guru menulis surat."
2. Pembagian Kalimat Berdasarkan Strukturnya
Kalimat dalam bahasa Arab juga bisa dikategorikan berdasarkan kelengkapan komponennya:
a. Kalimat Lengkap (Jumlah Mufidah - جملة مفيدة)
Kalimat yang memiliki makna sempurna dan dapat dipahami tanpa tambahan informasi.
Contoh:
- الشَّمْسُ مُشْرِقَةٌ (Asy-syamsu musyriqatun) → "Matahari bersinar."
b. Kalimat Tidak Lengkap (Jumlah Ghairu Mufidah - جملة غير مفيدة)
Kalimat yang belum memiliki makna sempurna dan masih memerlukan tambahan kata atau informasi.
Contoh:
- إِذَا جَاءَ (Idza ja’a) → "Jika dia datang…" (Belum sempurna, masih butuh kelanjutan.)
3. Pembagian Kalimat Berdasarkan Maknanya
Berdasarkan tujuan dan maknanya, kalimat dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi:
a. Jumlah Khabariyyah (جملة خبرية) – Kalimat Pernyataan
Kalimat yang menyampaikan informasi atau berita, baik benar maupun tidak.
Contoh:
- القَمَرُ مُضِيءٌ (Al-qamaru mudhi’un) → "Bulan bersinar."
b. Jumlah Insyaiyyah (جملة إنشائية) – Kalimat Non-Pernyataan
Kalimat yang tidak bermaksud memberikan informasi tetapi berfungsi sebagai pertanyaan, perintah, larangan, atau seruan.
- Istifham (Kalimat Tanya)
- مَنْ أَنْتَ؟ (Man anta?) → "Siapa kamu?"
- Amr (Kalimat Perintah)
- اِكْتُبِ الدَّرْسَ! (Uktub ad-darsa!) → "Tulislah pelajaran!"
- Nahy (Kalimat Larangan)
- لَا تَكْذِبْ! (La takdhib!) → "Jangan berbohong!"
- Tamanni (Kalimat Harapan)
- لَيْتَنِي كُنْتُ مَعَكُمْ (Laitani kuntu ma‘akum) → "Andai saja aku bersama kalian."
Kesimpulan
Bahasa Arab memiliki sistem pembagian kalimat yang jelas berdasarkan jenis, struktur, dan maknanya. Pemahaman tentang jumlah ismiyyah dan jumlah fi‘liyyah sangat penting untuk memahami tata bahasa Arab dengan baik.
erikut adalah beberapa referensi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam memahami pembagian kalimat dalam bahasa Arab:
-
Ibn Ajurrum (1273-1323 M) – Al-Ājrūmiyyah
- Kitab ini merupakan rujukan klasik dalam ilmu nahwu yang menjelaskan dasar-dasar tata bahasa Arab, termasuk pembagian kalimat menjadi jumlah ismiyyah dan jumlah fi‘liyyah.
-
Ibnu Hisyam (1309-1360 M) – Mughni al-Labib ‘an Kutub al-A‘arib
- Buku ini membahas secara mendalam tentang struktur kalimat dan berbagai aspek gramatikal dalam bahasa Arab.
-
Abdul Wahhab Khallaf – Ilmu Nahwu wa Sharaf
- Buku ini sering dijadikan rujukan dalam studi tata bahasa Arab modern.
-
Musthafa al-Ghalayini – Jami‘ ad-Durus al-‘Arabiyyah
- Merupakan kitab yang membahas kaidah bahasa Arab secara sistematis, termasuk tentang jumlah mufidah, jumlah khabariyyah, dan jumlah insyaiyyah.
-
Syekh Ahmad bin Muhammad ad-Damanhuri – Hasyiyah ad-Damanhuri ‘ala al-Ājrūmiyyah
- Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan atas kitab al-Ājrūmiyyah yang menjelaskan lebih lanjut tentang klasifikasi kalimat dalam bahasa Arab.
-
M. Abdul Hamid – Qawa‘id al-Lughat al-‘Arabiyyah
- Buku ini sering digunakan dalam pendidikan bahasa Arab di berbagai lembaga.
0 comments:
Posting Komentar